Di Kandang Ayam, Tangis Sodikin Menggema: Kisah Kakek Penjelajah Malam Surabaya yang Terlupakan

Kakek Sodikin (68) terbaring di Kandang Ayam Kapas Gading Masya Surabaya

EXPOSEINDONESIA.COM, Surabaya – Di bawah sinar rembulan, terdengar gemuruh isak tangis Sodikin, seorang kakek berusia 68 tahun, yang menemukan kenyamanan terakhirnya di kandang ayam Kapas Gading Madya. Kisah hidupnya, yang sejatinya penuh dengan perjuangan dan kepahlawanan, kini tenggelam dalam kepedihan dan kesepian.

Perjalanan tragis ini dimulai ketika Sodikin diusir dari rumahnya di Peneleh oleh anak-anaknya tanpa alasan yang jelas. Menjadi pengembara malam, dia kembali ke kampung halamannya pada awal 2023, mengarungi malam dingin Surabaya dengan hanya berbekal belas kasihan warga sebagai peneman.

Puncak penderitaan terjadi pada 7 Januari 2023, di mana kakinya membengkak dan tubuh rentanya terbaring lemah di tempat tidur sederhana. Nur Ali, seorang warga yang menemukan Sodikin dalam kondisi mengenaskan, berkisah dengan suara penuh simpati, “Badannya penuh kotoran dan belatung. Saya sampai muntah-muntah.”

Namun, ironi tak berkesudahan terjadi saat warga mencoba menyambungkan Sodikin dengan keluarganya di Peneleh. Anak-anaknya tidak hanya menolak, tetapi juga mengusir dan mengabaikan tanggung jawab mereka. Mereka mengarahkan Sodikin untuk ditempatkan di liponsos, meninggalkan kakek itu tanpa tempat berteduh.

Dalam kegelapan dan kesunyian, warga Kapas Gading Madya berharap Pemerintah Kota Surabaya bisa mengulurkan tangan. Sodikin, kakek penuh cerita, pantas mendapatkan hidup yang lebih baik. Mari bersama-sama merangkulnya dalam kehangatan kemanusiaan, dan mengembalikan kehidupannya yang terlupakan menjadi kisah keberanian yang menginspirasi.

Print Friendly, PDF & Email
www.domainesia.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *