Praktisi Hukum : Jika Masih Buka, Legalkan Saja Perjudian dan Prostitusi di Stasiun Wonokromo

EXPOSEINDONESIA.COM, Surabaya – Ketegasan dan kesungguhan aparat penegak hukum adalah peran paling utama pemerintah kota Surabaya, untuk mengatasi masalah kemelut perjudian, prostitusi hingga minuman keras (miras) di stasiun Wonokromo dinilai setengah hati dan tidak serius. Meski sudah berkali-kali ditindak fakta dilapangan perjudian dan tempat maksiat tersebut berani menggelar penyakit masyarakat itu secara terang-terangan.

Hal ini membuat praktisi hukum I Wayan Sulaksana ikut menanggapi permasalahan yang ada, dianggap tidak memiliki wibawa dan setengah hati mulai dari aparat penegak hukum, pemerintah kota Surabaya hingga pihak stasiun Wonokromo ikut bertanggung jawab mengenai lahan milik negara yang dibuat perjudian dan prostitusi yang sudah bertahun-tahun.

“Saya sudah baca berita yang viral dimedia terkait perjudian dan prostitusi stasiun wonokromo. Jika pihak kepolisian benar-benar tegas dan berwibawa pastinya tempat tersebut sudah ditutup,” ujar Wayan titip sulaksana (26/10/19).

Menurut wayan, jika masih tetap buka berarti ketiganya ada dugaan telah mendapat dan menerima gratifikasi dari hasil beroperasinya perjudian dan prostitusi stasiun wonokromo. Lanjut wayan, penggerebekan dan penertiban yang sudah dilakukan oleh polisi, Satpol PP dan pihak stasiun Wonokromo berarti setengah hati jika berani tetap buka.

“Lebih baik perjudian dan prostitusi tersebut di legalkan saja, biar menjadi Surabaya baru. Kalau sudah dilegalkan dolly akan pindah disitu,” katanya.

Wayan yang merupakan dosen disalah satu universitas dikota Surabaya juga menyampaikan, pertahankan idealis nya sebagai wartawan, adanya oknum-oknum yang ikut memback-up perjudian dan prostitusi stasiun wonokromo Surabaya disebabkan kurangnya penghasilan atau gaji oknum tersebut diluar kerjaan tetapnya.

“Tetaplah dengan prinsip idealismu, meski mediamu kecil tidak sama dengan media yang besar. Semua itu terjadi karena gaji mereka kurang untuk kehidupan sehari-hari,” tutup I Wayan Sulaksana kepada media ini.

Stasiun Wonokromo

Pihak Stasiun Wonokromo Surabaya sebelumnya menyampaikan kepada media jika pihaknya sudah menertibkan berkali-kali. Isu santer terkait sewa-menyewa lahan terhadap para bandar judi oleh pihak stasiun dibantah humas daop 88 stasiun Gubeng Surabaya.

“Tidak ada itu, kami tidak menyewakan lahan stasiun Wonokromo untuk perjudian dan prostitusi itu, kita sudah sering kali menertibkan namun bandarnya bandel dan berani buka kembali,” ujar Suprapto Humas DAOP 88 Surabaya.

Suprapto juga menyampaikan kepada media ini, pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah kota Surabaya dan pihak Satpol PP dan enggannya berkoordinasi dengan pihak kepolisian juga disampaikan.

“Kita akan berkoordinasi dengan pemkot dan Satpol PP, itu saja komentar saya,” ucapnya.

Senada juga disampaikan Zainuri Wakatobi DAOP 88 kepada awak media. Pihaknya tidak menyewakan lahan untuk perjudian dan berjanji akan menertibkan tempat tersebut secara rutin.

“Kita tidak pernah menyewakan lahan kepada para penjudi, malah kami ingin tempat kita diseterilkan. Nanti kita akan melakukan gebrakan dengan berko’ordinasi instansi terkait, insya Allah minggu depan kita akan melaksanakannya,” ujar Zainuri kepada awak media saat itu.

Disinggung terkait tudingan tak sedap pada pihak atau oknum KAI telah menerima jatah dari para bandar perjudian, Zainuri menegaskan dirinya tidak bisa asal tuduh dan butuh waktu untuk bisa membuktikannya.

“Saya tidak bisa asal tuduh, tetap kita akan berko’ordinasi dan segera menyikapi tempat tersebut, memang butuh waktu yang lama minimal satu bulan dan kami akan melakukan giat bersih-bersih secara rutin,” kata Zainuri kepada media online di Surabaya.

Warga Surabaya

Sejak berita perjudian dan prostitusi stasiun Wonokromo viral dan petugas dari polsek Wonokromo menindak dan selang beberapa hari pihak stasiun dan Satpol PP bergerak menyusuri kawasan tersebut.

“Pada waktu lalu polsek wonokromo menggerebek tempat itu, 5 pelaku ditangkap dan dibawa kekantor polisi. Selang beberapa hari didatangi lagi petugas gabungan, meski para petugas gabungan tersebut menggerebek lokasi itu tapi tidak ada pelaku yang diamankan,” ungkap sumber, (25/10/19) yang merupakan warga sekitar yang sering mendatangi tempat perjudian dan prostitusi wonokromo.

Ditambahkan sumber, paska petugas mendatangi lokasi itu tenda-tenda kecil yang dibuat untuk esek-esek para wanita penghibur rel stasiun wonokromo dibongkar dan diamankan Satpol PP.

“Wanita penghibur di bantaran rel kereta api stasiun wonokromo libur dan tidak beroperasi, namun judi cap jikie dan judi dadu buka kembali dan digelar pada pukul 21.00 Wib. Sampai jam 03.00 Wib dini hari,” ungkapnya.

Satpol PP Surabaya

Berbagai alasan dan komentar dari pihak Satpol PP Surabaya, Joko Wiyono kepada media ini mengarahkan langsung kepada kepala satuan Satpol PP kota Surabaya terkait konfirmasi atau pertanyaan yang diajukan oleh wartawan.

“Saya tidak bisa mengeluarkan statemen perihal perjudian dan prostitusi stasiun wonokromo Surabaya, silahkan langsung ke Kasat Pol PP. Lanjut Joko, sudah sering kali kita menertibkan lokasi tersebut,” kata bagian operasional Satpol PP Surabaya (26/10/19).

Konfirmasi singkat pihak Satpol PP Surabaya Joko Wiyono dan hingga berita ini diunggah masih belum ada komentar resmi dan publikasi terkait penindakan dan janji-janji pihak-pihak yang terkait mulai dari Stasiun wonokromo, pihak Kepolisian dan Satpol PP.

Print Friendly, PDF & Email
www.domainesia.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *